Minggu, 22 Juli 2018

KENALI DAN SADARI PERUBAHAN KARENA PMS SEJAK DINI



Pernah merasa melankolik? Mudah bersedih, discouraged, nelangsa, juga emosional? Cepat marah sama anak-anak, sensitif, kecil hati, dan lain-lain? Pusing, perut terasa tidak enak? Itu terjadi menjelang masa haid? Mungkin itu adalah gejala-gejala Premenstrual Syndrome (PMS).



Apa sih PMS itu?

Sindroma premenstruasi merupakan kumpulan gejala fisik, psikologis dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita; gejala biasanya timbul 6-10 hari sebelum menstruasi dan menghilang ketika menstruasi dimulai.
Penyebab sindroma premenstruasi berhubungan dengan beberapa faktor diantaranya :
a.         Faktor hormonal
Ketidakseimbangan kadar hormon estrogen dan progesteron dimana estrogen sangat berlebih hingga melampaui batas normal sedangkan progesteron kadarnya menurun.
b.        Faktor kimiawi
Kadar serotonin yang berubah-ubah selama siklus menstruasi, dimana aktivitas serotonin sendiri berhubungan dengan gejala depresi, kecemasan, kelelahan, agresif dan lain sebagainya. Kadar serotonin yang rendah ditemukan pada wanita dengan sindroma premenstruasi
c.         Faktor genetik
Insiden sindroma premenstruasi 2x lebih tinggi pada kelahiran kembar satu telur (monozigotik) dibandingkan kelahiran kembar dua telur (dizigotik).
d.        Faktor psikologis
Stress sangat besar pengaruhnya terhadap sindroma premenstruasi. Gejala-gejala sindroma premenstruasi akan makin nyata dialami oleh wanita yang terus menerus mengalami tekanan psikologi.
e.         Faktor Aktivitas Fisik
Kebiasaan olahraga yang kurang dapat memperberat sindroma premenstruasi. Aktivitas fisik telah direkomendasikan untuk mengurangi keparahan sindroma premenstruasi. Namun masih sedikit bukti yang mendukung jelas hubungan aktivitas fisik dengan sindroma premenstruasi.
f.         Kalsium
Penelitian menunjukkan bahwa kalsium berpengaruh terhadap gangguan mood dan perilaku yang berlangsung selama sindroma premenstruasi. Gejala-gejala seperti gelisah, hidrasi dan depresi mulai sembuh pada seseorang dengan sindroma premenstruasi yang mengkonsumsi kalsium dengan tanpa efek samping.
g.        Vitamin B
Vitamin B6 dapat membantu meringankan depresi dan gelisah yang terkait dengan PMS. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara pemberian vitamin B kompleks dengan sindroma premenstruasi, ditandai dengan berkurang hingga hilangnya keluhan fisik dan psikologi terkait sindroma premenstruasi.

Apa sih gejala-gejala PMS?

Walaupun cukup mengganggu, gejala-gejala PMS biasanya tidak cukup berat dan sampai mengganggu kehidupan normal. Namun demikian, mungkin ada pula yang mengalami gejala yang cukup berat. Beberapa gejala PMS anatar lain:

1.        Mood: kecemasan, nervous, perasaan berubah-ubah (mood swing), sensitif, depresi, pelupa, bingung, insomnia, dan lain-lain.
2.        Perilaku: ingin makan yang manis-manis, nafsu makan meningkat, mudah menangis, kurang konsentrasi, sensitif terhadap kebisingan.
3.        Fungsi fisik: sakit kepala, lelah, pusing/nggliyeng, berat badan meningkat, kembung, payudara membengkak, sembelit atau diare.

Bagaimana Mengatasi PMS?

1.    Pengaturan makan/diet: untuk mengurangi kembung dan pertahanan air dalam tubuh, hindari makanan bergaram tinggi, terutama seminggu sebelum haid. Cukup kebutuhan vitamin dan mineral, seperti: vitamin E, vitamin B, kalsium, magnesium (dapat diperoleh dari makanan misalnya kacang-kacangan, gandum, sayuran hijau, seafood dan daging).
2.        Latihan aerobik dan relaksasi.
3.        Menggunakan obat
Beberapa obat yang dapat digunakan antara lain adalah obat anti radang dan penghilang nyeri. Paracetamol dan Ibuprofen, merupakan pilihan yang cukup aman untuk mengatasi nyeri haid, sakit kepala, sakit payudara, dan lain-lain.


Agar PMS dapat dikurangi bahkan dihilangkan, disarankan kepada para wanita untuk memperbaiki gaya hidup (life style) dengan meningkatkan aktivitas fisik, menjaga pola makan yang sehat, memenuhi kebutuhan harian untuk micro nutrient terutama kalsium, magnesium dan vitaminB, serta menghindari stress.


DAFTAR PUSTAKA
Christiany, I. (2006). Hubungan status gizi, asupan zat gizi mikro dengan sindroma premenstruasi pad remaja putri di SMU Sejahtera Surabaya. Yogyakarta: UGM.
Ikawati, Z. (2010). Resep Hidup Sehat. Yogyakarta: Kanisius Yogyakarta.
Mulyani, S. (2008). Aktivitas fisik intensitas tinggi sebagai faktor resiko terhadap gangguan siklus menstruasi. Surakarta: Naskah Publikasi.